Rabu, 19 November 2014

Masjid Terindah 2

Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat muslim. Tak hanya sebagai tempat ibadah, kadang mesjid juga sebagai tujuan wisata di beberapa negara. Keindahan serta kemegahan menjadi salah satu daya tarik bagi sebuah masjid. Namun bila di kembalikan ke fungsinya, kemegahan dan keindahan suatu mesjid  tak dapat dijadikan ukuran ideal untuk sebuah masjid.



 Masjid An-Nabawi, Madinah, Arab Saudi

Masjid An-Nabawi sering disebut juga sebagai Masjid Nabi, salah satu alasannya adalah masjid ini merupakan temapat peristirahatan terakhir dari Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaihi Wassalam. Selain disebut sebagai Masjid Nabi, Masjid ini juga  dianggap masjid paling suci kedua  bagi umat Islam.


Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad S.A.W dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.

Sejarah...

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah S.A.W, setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah S.A.W. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi S.A.W. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah S.A.W. untuk dibangunkan masjid dan tempat 
kediaman beliau.



Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m Rasulullah S.A.W. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.

Miniatur dari rekonstruksi rumah nabi S.A.W yang menempel di dinding masjid Nabawi.
 
Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi S.A.W. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah. Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates