Kemegahan Masjid Raya Darussalam Palangkaraya, tak lama lagi segera
terlihat. Itu karena kubah yang dikerjakan memakai teknologi baru akan
dipasang. Saat ini, kubah utama bergaris tengah sepanjang 32 meter
itu masih dalam pengerjaan. Setidaknya, ada 15 teknisi yang didatangkan
langsung dari Jakarta untuk membuatnya.
"Kubah dibuat dari GRC
karena lebih kokoh dan ringan. Untuk Kalteng, ini memang baru pertama
kali kita gunakan dalam pembangunan masjid," terang Pejabat Pelaksana
Teknis kegiatan (PPTK) Dinas Pekerjaan Umum Kalteng, Baryen. Glassfiber
Reinforced Cement (GRC) merupakan bahan komposit yang terdiri dari
campuran semen dengan pasir, dipompakan untuk kemudian disemprotkan dan
diberi penulangan fiberglass. Produk yang tipis membuat komponen GRC
ringan dan memudahkan pengangkutan, penanganan, penyimpaan, dan
pemasangan. Selain kubah utama, pada Masjid Raya Darussalam juga
akan dibuat empat kubah lain berkonstruksi serupa dengan ukuran lebih
kecil. Lima kubah ini menyimbolkan rukun Islam.
Sesuai perencanaan
Masjid Raya Darussalam dibangun tiga lantai yang terdiri dari lantai I
untuk fasilitas perkantoran dengan luas 1.017 meter persegi, lantai II
dan III fasilitas masjid dengan luas 2.028 meter persegi. Luas total
masjid untuk dua lantai 3.358,5 meter persegi dengan kapasitas kurang
lebih 5.000 jemaah. Halaman masjid itu bisa dipakai untuk salat
seluas 3.442,5 meter persegi, dengan kapasitas kurang lebih 15.000
jemaah. Kapasitas parkir mobil 72 unit dan untuk motor 300 unit serta di
sekitarnya juga tersedia ruang terbuka.
Masjid Raya Darussalam
akan menjadi pusat pengembangan Islam dirancang memiliki fasilitas
gedung serbaguna yang merupakan bangunan eksisting atau bangunan masjid
yang ada saat ini. Selanjutnya menara masjid dengan tinggi 118 meter
terbagi menjadi peninggian lantai 1 meter, tinggi menara 114 meter.
Untuk
pembangunannya, Pemprov Kalteng mengalokasikan dana Rp 103.465.400.000
yang diproyeksi dalam empat kali penganggaran dengan sistem kontrak
tahun jamak (multy years), yakni 2012 Rp 19 miliar, 2013 Rp 38,9 miliar,
2014 Rp 38,9 miliar, dan 2015 sebesar Rp 7 miliar. Humas PT
Hutama Karya M Manurung selaku kontraktor pelaksana, menyebut saat ini
pekerjaan bangunan masjid di Jalan G Obos Palangkaraya telah mencapai 52
persen. Meski penganggaran sampai 2015, pekerjaan ditarget rampung
Oktober 2014.
Sumber : http://banjarmasin.tribunnews.com
Bila masjid masjid Dian Al-Mahri di Depok (Jawa Barat) dikenal karena kubahnya yang berlapis emas hingga kemudian masyarakat luaspun terbiasa menyebutnya sebagai masjid kubah emas. Lain Lagi dengan Masjid Agung Kota Palangkaraya, Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah, yang kini sedang dalam tahap pembangunan. Masjid Agung Palangkaraya ini nantinya setelah setelah kubahnya bukan dilapisi emas, tapi justru akan menggunakan batu Kecubung.
Anda tahu Batu Kecubung ?. Para Kolektor batu permata mengenal Batu Kecubung sebagai salah satu Batu Mulia yang cukup bernilai tinggi. Batu yang di nominasi warna ungu sampai merah muda ini memiliki nama asli Amethyst. Ada dua jenis Amethyst yang dikenal secara luas yakni Amethyst Banded dan Ametyhyst Flower yang masind masing dipercaya oleh para kolektor memiliki energi positif bagi meningkatkan daya meditasi, membersihkan aura, menolak energi negatif dan beberapa manfaat lainnya. sementara di Indonesia masih ada jenis batu Kecubung Combong yang memiliki lubang dari atas sampai ke bawah.
Secara ilmiah, Batu kecubung merupakan jenis batuan mineral kuarsa. dalam istilah geologi disebut sebagai batu mineral supercomposite. Selain warnanya yang menarik, batu kecubung juga dikenal memiliki beraneka corak alamiah sebagai akibat proses alamiah yang mencapai jutaan tahun. Batu Kecubung masuk dalam katagori batu mulia kelas 2 dengan tingkat kekerasan 7 pada skala Mohs. Bandingkan dengan tingkat kekerasan berlian yang memiliki tingkat kekerasan 10 Mohs. Maklumlah Intan merupakan batuan alam terkeras yang pernah ditemukan, wajar bila harganya pun selangit.
Penggunaan Batu Kecubung sebagai bahan kubah masjid terbilang sangat unik, dan sejauh ini Masjid Agung Palangkaraya ini merupakan masjid pertama yang menggunakan batu mulia sebagai bahan kubahnya. Maklumlah selama ini pulau Kalimantan selama ini memang terkenal hingga ke mancanegara sebagai gudangnya batu permata.
Anda tahu Batu Kecubung ?. Para Kolektor batu permata mengenal Batu Kecubung sebagai salah satu Batu Mulia yang cukup bernilai tinggi. Batu yang di nominasi warna ungu sampai merah muda ini memiliki nama asli Amethyst. Ada dua jenis Amethyst yang dikenal secara luas yakni Amethyst Banded dan Ametyhyst Flower yang masind masing dipercaya oleh para kolektor memiliki energi positif bagi meningkatkan daya meditasi, membersihkan aura, menolak energi negatif dan beberapa manfaat lainnya. sementara di Indonesia masih ada jenis batu Kecubung Combong yang memiliki lubang dari atas sampai ke bawah.
Secara ilmiah, Batu kecubung merupakan jenis batuan mineral kuarsa. dalam istilah geologi disebut sebagai batu mineral supercomposite. Selain warnanya yang menarik, batu kecubung juga dikenal memiliki beraneka corak alamiah sebagai akibat proses alamiah yang mencapai jutaan tahun. Batu Kecubung masuk dalam katagori batu mulia kelas 2 dengan tingkat kekerasan 7 pada skala Mohs. Bandingkan dengan tingkat kekerasan berlian yang memiliki tingkat kekerasan 10 Mohs. Maklumlah Intan merupakan batuan alam terkeras yang pernah ditemukan, wajar bila harganya pun selangit.
Penggunaan Batu Kecubung sebagai bahan kubah masjid terbilang sangat unik, dan sejauh ini Masjid Agung Palangkaraya ini merupakan masjid pertama yang menggunakan batu mulia sebagai bahan kubahnya. Maklumlah selama ini pulau Kalimantan selama ini memang terkenal hingga ke mancanegara sebagai gudangnya batu permata.
a
Sumber : http://singgahkemasjid.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar