Selasa, 18 November 2014

Masjid Pontianak

Masjid Raya Mujahidin Pontianak merupakan masjid kebanggaan umat Islam di Kalimantan Barat. Saat ini masjid yang berada di jantung kota Pontianak itu sedang dipugar total, sehingga bentuk bangunan aslinya tidak ada yang dipertahankan. Pemugaran yang dimulai sejak tanggal 18 November 2011 ini awalnya diperkirakan usai dalam waktu 1,5 hingga 2 tahun.
 
Rencananya masjid ini nantinya akan dapat menampung jamaah hingga 8.000 orang. Pembangunan yang diketuai oleh Oesman Sapta Odang itu idealnya selesai pada akhir tahun 2013 lalu. Akan tetapi sampai saat ini proses pembangunannya belum juga berakhir.

Keterlambatan penyelesaian pembangunan masjid terbesar di Kalimantan Barat ini disebabkan karena kurangnya dana, yang ditargetkan menelan biaya sebesar Rp 80 miliar. Meskipun berbagai pihak, mulai dari donatur perseorangan, lembaga-lembaga Islam sampai instansi-instansi swasta dan pemerintah telah mendukung pendanaan, namun dana yang tersedia belum cukup untuk menutupi kebutuhan yang ada. Pemerintah Kota Pontianak pun secara bertahap telah menggelontorkan dana hingga mencapai Rp 10 miliar.
Melihat kondisi ini, panitia pembangunan dan pengurus masjid sepakat untuk menggulirkan Program Wakaf  Tunai untuk membantu mempercepat penyelesaian pembangunan. Program Wakaf Tunai adalah wakaf material bangunan yang diganti dengan uang sesuai dengan nilai bahan material yang telah ditentukan. Jadi bagi setiap orang yang ingin berwakaf nantinya tinggal membayar nilai material yang dibutuhkan.

Kepada kontributor Kiblat.net, salah seorang panitia , H. Mahsub Nahyus, menjelaskan ada beberapa jenis wakaf yang di programkan. Diantaranya, untuk wakaf dalam bentuk 1 menara dapat diganti dengan uang tunai sebesar Rp 1,25 miliar, untuk 1 meter persegi tempat wudhu sebesar Rp 3 juta. Sedangkan untuk 1 keping kubah sebesar Rp 700 ribu dan untuk 1 meter persegi lantai sebesar 700 ribu.

Pria yang juga imam tetap Masjid Mujahidin itu berharap, program ini dapat memotivasi umat Islam untuk berinfak. “Dengan digulirkannya program ini semoga umat Islam dapat termotivasi untuk menginfakkan hartanya melalui program ini, sesuai dengan jenis wakaf yang ia kehendaki,” ungkap Mahsub.

Belum rampungnya pembangunan ini memaksa aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan para jamaah dialihkan. Seluruh kegiatan dialihkan ke area masjid yang sudah berlantai marmer serta terpasang atap tenda darurat. Kondisi ini telah berlangsung selama dua kali Ramadhan dan sebentar lagi akan memasuki tahun ketiga. Meski Ramadhan tahun ini umat Islam Pontianak belum bisa beribadah dalam suasana masjid yang baru, namun mereka berharap pada tahun berikutnya harapan itu telah terwujud.

Masjid Agung Pontianak Mulai Digunakan Lebaran

Sumber : http://www.kiblat.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates